Rabu, 16 November 2011

Penalaran Deduktif Secara Tidak Langsung

1. Silogisme Kategorial
Yang dimaksud dengan silogisme kategorial ialah silogisme yang terjadi dari tiga proposisi. Dua proposisi merupakan premis dan satu proposisi merupakan simpulan. Premis yang bersifat umum disebur premis mayor dan peremis yang bersifat khusus disebut premis minor. Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term minor dan predikat simpulan disebut term mayor.
Contoh:
My : Semua manusia bijaksana.
Mn : Semua polisi adalah manusia.
K : Jadi, semua polisi bijaksana

2. Silogisme Hipotesis
Silogisme Hipotesis : Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis.
Konditional hipotesis : bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya menolak anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen.

Contoh :
My : Jika tidak ada air, manusia akan kehausan.
Mn : Air tidak ada.
K : Jadi, Manusia akan kehausan.

3. Silogisme Alternatif
Silogisme Alternatif : Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif.
Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Simpulannya akan menolak alternatif yang lain.

Contoh
My : Nenek umi berada di Bandung atau Bogor.
Mn : Nenek umi berada di Bandung.
K : Jadi, Nenek umi tidak berada di Bogor.

4. Silogisme Entiment
Silogisme entiment adalah silogisme yang tidak mempunyai premis mayor.

Contoh :
- Jordan seorang yang pandai bermain basket karena Jordan pemain NBA.
- Sarah seorang yang terkenal karena Indri seorang aktris.

5. Rantai Deduksi
Rantai deduksi adalah kumpulan dari seluruh penalaran deduksi baik yang langsung maupun tidak langsung. Contoh :

Semua coklat manis rasanya

Sebagian yang manis rasanya adalah coklat

Jika stres saya makan coklat

Karena coklat dapat menghilangkan stres

Saya tidak pernah menolak diberi coklat

Karena saya memang sangat suka coklat

Penalaran Deduktif Secara Langsung

Penalaran adalah suatu tahap pemikiran dan pembelajaran manusia untuk menghubungkan antara data dengan fakta yang ada sehingga pada akhirnya terdapat kesimpulan yg dapat diambil.

Penalaran deduktif bertolak dari sebuah konklusi atau simpulan yang didapat dari satu atau lebih pernyataan yang lebih umum. Simpulan yang diperoleh tidak mungkin lebih umum dari pada proposi tempat menarik simpulan itu. Proposi tempat merarik simpulan itu disebut premis. Atau dapat juga di artikan penalaran deduktif adalah suatu penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus.

1. Semua S adalah P (Premis)
Sebagian P adalah S (Simpulan)
Contoh :
Semua ikan hidup di air (Premis)
Sebagian yang hidup di air adalah ikan.(simpulan)

2. Tidak satu pun S adalah P (Premis)
Tidak satu pun P adalah S (Simpulan)
Contoh :
Tidak seekor nyamuk pun adalah lalat (Premis)
Tidak lalat pun adalah nyamuk (simpulan)

3. Semua S adalah P (Premis)
Tidak satu pun S adalah tak-P (Simpulan)
Contoh :
Semua rudal adalah senjata berbahaya (Premis)
Tidak satu pun rudal adalah senjata tidak berbahaya (Simpulan)

4. Tidak satu pun S adalah P (Premis)
Semua S adalah tak-P (Simpulan)
Contoh :
Tidak seekor pun harimau adalah singa (Premis)
Semua harimau adalah bukan singa (Simpulan)

5. Semua S adalah P (Premis)
Tidak satu pun S adalah tak-P (Simpulan)
Tidak satu pun tak-P adalah S (Simpulan)
Contoh :
Semua makhluk hidup pasti mati. (Premis)
Tidak satupun makhluk hidup adalah tidak mati.(Simpulan)
Tidak satupun yang tidak mati adalah makhluk hidup.(simpulan)

contoh kalimat:
* Semua cabai adalah pedas.

Tidak satupun cabai adalah tidak pedas.
Tidak satupun yang tidak pedas adalah cabai.

* Semua luka adalah berdarah.

Tidak satupun luka adalah tidak berdarah.
Tidak satupun yang tidak berdarah adalah luka.