Konflik dalam organisasi sering dilihat sebagai sesuatu yang negatif, termasuk oleh pemimpin organisasi. Karenanya, penanganan yang dilakukanpun cendrung diarahkan kepada peredaman konflik. Dalam realita, konflik merupakan sesuatu yang sulit dihindarkan karena berkaitan erat dengan proses interaksi manusia. Karenanya, yang dibutuhkan bukan meredam konflik, tapi bagaimana menanganinya sehingga bisa membawa dampak konstruktif bagi organisasi.
Pandangan Tradisional dan Kontemporer
Istilah konflik berasal dari bahasa Latin, “Com” yang berarti “bersama” dan “Fligere” yang berarti melanggar, menabrak, membentur. Dengan demikian, konflik merupakan ekspresi pertikaian antara individu dengan individu lain, kelompok dengan kelompok lain, karena beberapa alasan. Dalam pandangan ini, “pertikaian” menunjukkan adanya perbedaan antara dua atau lebih individu, yang diekspresikan. Konflik dapat dirasakan, diketahui, diekspresikan melalui perilaku-perilaku komunikasi . Konflik senantisa berpusat pada beberapa sebab utama: tujuan yang ingin dicapai, alokasi sumber-sumber yang dibagikan, keputusan yang diambil, maupun perilaku setiap pihak yang terlibat. Interaksi yang disebut komunikasi antara individu yang satu dengan yang lainnya, tak dapat disangkal akan menimbulkan konflik dalam level yang berbedabeda.
Berbagai mithos tentang konflik dipahami berdasarkan dua sudut pandang, yaitu: tradisional maupun kontemporer. Dalam pandangan tradisional, konflik dianggap sebagai sesuatuyang buruk yang harus dihindari. Bahkan seringkali konflik dikaitkan dengan kemarahan, agresivitas, pertentangan baik secara fisik maupun dengan kata-kata kasar. Sebaliknya, pandangan kontemporer mengenai konflik didasarkan pada anggapan, konflik adalah sesuatuyang tidak dapat dielakkan sebagai konsekwensi logis interaksi manusia. Persoalannya, bukan bagaimana meredam konflik, tapi bagaimana menanganinya secara tepat, sehingga tidak merusak hubungan antarpribadi bahkan merusak tujuan organisasi.
Berdasarkan pemahaman diatas, ada dua hal penting yang bisa disorot mengenai konflik.
1. konflik terjadi karena adanya interaksi yang disebut komunikasi.
2. konflik tidak selamanya berkonotasi buruk, tapi bisa menjadi sumber pengalaman positif.
Selasa, 24 November 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar